Kata Pengantar
Halo, selamat datang di ilmu.co.id! Dalam artikel ini, kita akan mengulas sejarah Masjid Al Aqsa yang kontroversial menurut perspektif Kristen. Masjid Al Aqsa, situs suci yang terletak di Yerusalem, telah menjadi perdebatan teologis dan historis yang alot selama berabad-abad.
Pendahuluan
Masjid Al Aqsa merupakan salah satu kiblat pertama umat Islam, dan menurut tradisi Islam, Nabi Muhammad melakukan perjalanan malam hari dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjid Al Aqsa. Tempat suci ini juga disebutkan dalam Alquran sebagai “masjid terjauh”, yang menjadi tujuan perjalanan Nabi Muhammad. Namun, perspektif Kristen mengenai sejarah Masjid Al Aqsa berbeda secara signifikan.
Perbedaan interpretasi dan bukti sejarah telah menyebabkan kesenjangan dalam pemahaman Kristen tentang Masjid Al Aqsa. Dalam artikel ini, kita akan menelaah perspektif Kristen mengenai sejarah dan pentingnya Masjid Al Aqsa, dengan mempertimbangkan argumen dan interpretasi yang dicetuskan oleh para pakar dan cendekiawan Kristen.
Menelusuri sejarah Masjid Al Aqsa melalui lensa Kristen memberikan wawasan yang unik dan memperdalam pemahaman kita mengenai hubungan kompleks antara agama dan sejarah di Timur Tengah. Dengan memeriksa perbedaan dan kesamaan antara perspektif Kristen dan Islam, kita dapat memupuk dialog yang lebih inklusif dan saling pengertian.
Terlepas dari perbedaan interpretasi, Masjid Al Aqsa tetap menjadi situs suci bagi umat Islam dan Kristen. Menghormati keragaman keyakinan dan memastikan akses yang adil ke tempat-tempat suci sangat penting untuk mempromosikan koeksistensi yang harmonis dan saling menghormati.
Mari kita menyelami sejarah Masjid Al Aqsa menurut perspektif Kristen, menjelajahi argumen, bukti, dan implikasi teologisnya. Dengan pemahaman yang lebih dalam, kita dapat menghargai kekayaan spiritual dan sejarah situs suci ini.
Tempat Suci Sebelum Islam
Sebelum penaklukan Islam, situs Masjid Al Aqsa dikenal sebagai Gunung Moria dan dianggap suci oleh orang Yahudi dan Kristen. Menurut Perjanjian Lama, Gunung Moria adalah tempat di mana Abraham mempersembahkan putranya Ishak kepada Tuhan. Raja Daud dan Raja Salomo membangun kuil di Gunung Moria, yang dikenal sebagai Kuil Pertama dan Kuil Kedua.
Kuil-kuil ini merupakan pusat penyembahan bagi orang Yahudi dan dihancurkan oleh bangsa Romawi pada tahun 70 M. Tembok Barat, sisa dari Kuil Kedua, tetap menjadi situs suci bagi orang Yahudi hingga hari ini.
Orang Kristen juga menganggap Gunung Moria sebagai tempat suci. Menurut tradisi Kristen, Yesus Kristus dikorbankan dan disalibkan di dekat Gunung Moria, dan diyakini bahwa Gereja Makam Kudus, yang terletak di dekat Masjid Al Aqsa, dibangun di atas lokasi penyaliban dan penguburan Yesus.
Penaklukan Islam dan Pendirian Masjid Al Aqsa
Pada tahun 638 M, Yerusalem ditaklukkan oleh pasukan Muslim di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Umar mengunjungi situs Gunung Moria dan menginstruksikan pembangunan sebuah masjid di sana. Masjid ini awalnya disebut Masjid Umar, tetapi kemudian dikenal sebagai Masjid Al Aqsa.
Tradisi Islam menyatakan bahwa Nabi Muhammad melakukan perjalanan malam hari dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjid Al Aqsa. Perjalanan ini dikenal sebagai Isra’ Mi’raj dan merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Masjid Al Aqsa menjadi kiblat pertama umat Islam, sebelum digantikan oleh Ka’bah di Mekah.
Masjid Al Aqsa dipandang sebagai tempat suci bagi umat Islam, dan merupakan situs dari beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam, termasuk penaklukan Yerusalem dan perjalanan malam hari Nabi Muhammad.
Kontroversi dan Konflik
Sejarah Masjid Al Aqsa dipenuhi dengan kontroversi dan konflik. Pada tahun 1099 M, Yerusalem ditaklukkan oleh tentara salib, dan Masjid Al Aqsa diubah menjadi gereja. Tentara salib membangun sebuah biara di sebelah masjid, dan situs tersebut dikenal sebagai “Temple Mount”.
Pada tahun 1187 M, Yerusalem direbut kembali oleh pasukan Muslim di bawah pimpinan Salahuddin Ayyubi. Salahuddin mengusir tentara salib dan memulihkan Masjid Al Aqsa sebagai tempat ibadah umat Islam. Masjid ini kemudian diperluas dan direnovasi oleh penguasa Muslim selanjutnya.
Pada tahun 1967 M, Israel menduduki Yerusalem Timur, termasuk Masjid Al Aqsa. Israel mempertahankan kendali atas situs tersebut, meskipun Palestina mengklaimnya sebagai milik mereka. Status Masjid Al Aqsa tetap menjadi titik sengketa utama dalam konflik Israel-Palestina.
Kelebihan Perspektif Kristen
Perspektif Kristen mengenai sejarah Masjid Al Aqsa menawarkan beberapa kelebihan. Pertama, perspektif ini didasarkan pada teks-teks alkitabiah yang dihormati dan dipelajari secara luas. Alkitab memberikan catatan sejarah tentang Gunung Moria dan pentingnya situs tersebut bagi orang Yahudi dan Kristen.
Kedua, perspektif Kristen memberikan pemahaman tentang hubungan antara keyakinan Kristen dan sejarah situs suci. Tradisi Kristen menyatakan bahwa Gunung Moria adalah tempat penyaliban dan penguburan Yesus, yang membuatnya menjadi tempat suci bagi orang Kristen.
Ketiga, perspektif Kristen menekankan pentingnya koeksistensi dan toleransi antaragama. Kristen mengajarkan bahwa semua orang harus dihormati, terlepas dari keyakinan mereka. Dengan mendorong dialog dan pengertian, perspektif Kristen dapat berkontribusi pada koeksistensi yang harmonis di Yerusalem.
Kekurangan Perspektif Kristen
Meskipun memiliki kelebihan, perspektif Kristen mengenai sejarah Masjid Al Aqsa juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama, perspektif ini didasarkan pada interpretasi alkitabiah, yang dapat bervariasi di antara denominasi Kristen yang berbeda.
Kedua, perspektif Kristen mungkin mengabaikan perspektif dan klaim sejarah dari agama lain, seperti Islam. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik antaragama.
Ketiga, perspektif Kristen mungkin terlalu menekankan pada signifikansi Gunung Moria bagi orang Kristen, yang dapat mengabaikan kepentingan situs tersebut bagi umat Islam. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan gesekan antara kedua agama.
Tabel Informasi Sejarah Masjid Al Aqsa
Aspek | Perspektif Kristen | Perspektif Islam |
---|---|---|
Nama Awal | Gunung Moria | Masjid Umar |
Penakluk | Khalifah Umar | Nabi Muhammad |
Peristiwa Penting | Penyaliban Yesus | Isra’ Mi’raj |
Kiblat Pertama | Ya | Ya |
Kontrol Saat Ini | Israel | Diperdebatkan |
Pentingnya | Tempat Penyaliban | Tempat Suci Ketiga |
Kontroversi | Konflik Israel-Palestina | Pendudukan Israel |
FAQ
1. Apa signifikansi Masjid Al Aqsa bagi orang Kristen?
Bagi orang Kristen, Masjid Al Aqsa terletak di Gunung Moria, yang diyakini sebagai tempat penyaliban dan penguburan Yesus.
2. Apa perbedaan utama antara perspektif Kristen dan Islam mengenai Masjid Al Aqsa?
Perspektif Kristen berfokus pada signifikansi Gunung Moria dalam kisah alkitabiah, sementara perspektif Islam menekankan hubungan Nabi Muhammad dan Isra’ Mi’raj ke situs tersebut.
3. Siapa yang membangun Masjid Al Aqsa?
Bangunan asli Masjid Al Aqsa dibangun oleh Khalifah Umar pada tahun 638 M.
4. Mengapa Masjid Al Aqsa kontroversial?
Masjid Al Aqsa kontroversial karena merupakan situs suci bagi umat Islam dan Yahudi, dan statusnya telah menjadi titik sengketa dalam konflik Israel-Palestina.
5. Apa peristiwa penting yang terjadi di Masjid Al Aqsa?
Peristiwa penting yang terjadi di Masjid Al Aqsa meliputi penaklukan Yerusalem oleh umat Islam, perjalanan malam hari Nabi Muhammad, dan konflik Israel-Palestina.
6. Apa peran Masjid Al Aqsa dalam konflik Israel-Palestina?
Masjid Al Aqsa merupakan titik nyala dalam konflik Israel-Palestina karena Israel mengendalikan situs tersebut, sementara Palestina mengklaimnya sebagai milik mereka.
7. Bagaimana masa depan Masjid Al Aqsa?
Masa depan Masjid Al Aqsa tidak pasti, karena statusnya masih menjadi titik sengketa dalam konflik Israel-Palestina.
8. Apakah saya dapat mengunjungi Masjid Al Aqsa?
Ya, Anda dapat mengunjungi Masjid Al