Kata Pengantar
Halo, selamat datang di Ilmu.co.id. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berhadapan dengan angka dan bilangan dalam berbagai konteks. Penulisan angka dan bilangan yang tepat dan konsisten sangat penting untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman informasi. Oleh karena itu, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) telah menetapkan kaidah-kaidah khusus untuk penulisan angka dan bilangan.
Pendahuluan
EYD, sebagai pedoman tata bahasa Indonesia, mengatur penulisan angka dan bilangan dalam berbagai jenis teks, seperti teks ilmiah, berita, laporan, dan lainnya. Kaidah-kaidah ini bertujuan untuk memberikan keseragaman dan keterbacaan yang baik dalam penulisan berbagai jenis dokumen.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai 5 kaidah penulisan angka dan bilangan menurut EYD:
Kaidah 1: Angka Kardinal
Angka kardinal adalah angka yang menyatakan bilangan asli, seperti 1, 2, 3, dst. Dalam EYD, angka kardinal ditulis dengan kata, kecuali untuk angka 0 sampai 100, ribuan, jutaan, miliar, dan seterusnya.
Contoh:
- 1 ditulis sebagai satu
- 100 ditulis sebagai seratus
- 1.000 ditulis sebagai seribu
Kaidah 2: Angka Ordinal
Angka ordinal adalah angka yang menyatakan urutan, seperti pertama, kedua, ketiga, dst. Dalam EYD, angka ordinal selalu ditulis dengan huruf, kecuali pada singkatan gelar, kepangkatan, dan nama orang.
Contoh:
- Pertama
- Kedua
- Ketiga
Kaidah 3: Angka Pecahan
Angka pecahan adalah angka yang menyatakan bagian dari suatu keseluruhan. Dalam EYD, angka pecahan ditulis sebagai berikut:
- Pecahan biasa ditulis dengan angka Arab untuk pembilang dan penyebut, kecuali jika penyebutnya adalah 10, 100, atau kelipatannya.
- Pecahan desimal ditulis dengan koma (,) sebagai pemisah antara bagian bilangan bulat dan bagian pecahan.
- Pecahan persen ditulis dengan tanda persen (%).
Contoh:
- 1/2
- 0,5
- 50%
Kaidah 4: Angka Campuran
Angka campuran adalah angka yang terdiri dari bagian bilangan bulat dan bagian pecahan. Dalam EYD, angka campuran ditulis dengan menggunakan kata penghubung “dan”.
Contoh:
- 1 dan 1/2
- 2,5
Kaidah 5: Angka Romawi
Angka Romawi adalah sistem penomoran yang menggunakan huruf-huruf Latin. Dalam EYD, angka Romawi digunakan untuk menomori bab, subbab, dan daftar. Angka Romawi juga digunakan untuk menyatakan bilangan urut raja, paus, dan tokoh-tokoh lainnya.
Contoh:
- Bab I
- Subbab II.A
- Louis XIV
Kelebihan
Kelima kaidah penulisan angka dan bilangan menurut EYD ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
- Keseragaman: Kaidah-kaidah ini memastikan keseragaman penulisan angka dan bilangan dalam berbagai jenis teks.
- Keterbacaan: Angka dan bilangan yang ditulis dengan benar akan lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca.
- Akurasi: Penulisan angka dan bilangan yang tepat dapat mencegah kesalahan interpretasi atau kesalahpahaman informasi.
Kekurangan
Walaupun memiliki kelebihan, kaidah penulisan angka dan bilangan menurut EYD juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
- Membingungkan: Kaidah-kaidah ini dapat membingungkan bagi penulis yang tidak terbiasa dengan EYD.
- Kurang Praktis: Menulis angka kardinal dengan kata dapat memakan waktu dan ruang, terutama untuk angka yang besar.
- Kurang Konsisten: Terdapat beberapa pengecualian terhadap kaidah-kaidah ini, yang dapat menyebabkan kebingungan.
Kaidah | Contoh | Penjelasan |
---|---|---|
Angka Kardinal | Tiga ratus empat puluh lima | Angka 0-100, ribuan, jutaan, dll, ditulis dengan kata |
Angka Ordinal | Kedua | Selalu ditulis dengan huruf, kecuali singkatan gelar |
Angka Pecahan | 1/2 | Pecahan biasa ditulis dengan angka Arab, kecuali penyebut 10, 100, dll |
Angka Campuran | 2 dan 1/2 | Bagian bilangan bulat dan pecahan disatukan dengan “dan” |
Angka Romawi | Bab I | Digunakan untuk menomori bab, subbab, dan daftar |
FAQ
- Mengapa penting mengikuti kaidah EYD dalam penulisan angka dan bilangan?
- Untuk memastikan keseragaman, keterbacaan, dan akurasi informasi.
- Bagaimana cara menulis angka kardinal yang besar?
- Pecah menjadi kelompok tiga angka dan pisahkan dengan titik (.)
- Apakah angka persen selalu ditulis dengan tanda %?
- Ya, tanda % merupakan bagian dari angka persen.
- Bagaimana cara menulis tahun dalam angka Romawi?
- Gunakan angka Romawi untuk tahun Masehi, misalnya MCMXCIX untuk tahun 1999.
- Kapan sebaiknya menggunakan angka Arab dan kapan menggunakan angka Romawi?
- Angka Arab digunakan untuk angka kardinal dan pecahan, sedangkan angka Romawi digunakan untuk menomori bab atau daftar.
- Bagaimana cara menulis angka dalam konteks ilmiah?
- Gunakan tanda superskrip untuk eksponen dan tanda subskrip untuk indeks.
- Bisakah angka digunakan sebagai kata benda?
- Ya, angka dapat digunakan sebagai kata benda, seperti dalam kalimat “Angka kehidupanku adalah 7”.
- Kapan sebaiknya menggunakan angka dan kapan menggunakan kata untuk bilangan?
- Gunakan kata untuk bilangan yang memulai kalimat atau yang menjadi bagian dari nama resmi.
- Bagaimana cara menulis angka dalam satuan ukur?
- Satuan ukur ditulis dengan huruf, misalnya 5 m untuk 5 meter.
- Bisakah angka digunakan sebagai kata sifat?
- Ya, angka dapat digunakan sebagai kata sifat, seperti dalam kalimat “Gedung 10 lantai”.
- Kapan sebaiknya menggunakan angka Romawi kecil dan kapan menggunakan angka Romawi besar?
- Angka Romawi kecil digunakan untuk menomori daftar atau subbab, sedangkan angka Romawi besar digunakan untuk menomori bab atau volume.
- Apa perbedaan antara angka riil dan angka imajiner?
- Angka riil adalah angka yang mewakili bilangan nyata, sedangkan angka imajiner adalah angka yang mewakili bilangan imajiner.
- Bagaimana cara menulis angka dalam alamat?
- Tulis angka alamat dengan kata, misalnya Jalan Raya Satu.
Kesimpulan
Kelima kaidah penulisan angka dan bilangan menurut EYD sangat penting untuk diikuti dalam penyusunan berbagai jenis teks. Kaidah-kaidah ini memastikan keseragaman, keterbacaan, dan akurasi informasi yang disampaikan. Walaupun memiliki beberapa kekurangan, kaidah-kaidah ini tetap menjadi pedoman yang efektif untuk penulisan angka dan bilangan yang baik dan benar.