Purposive Sampling Menurut Sugiyono 2019

Halo Selamat Datang di Ilmu.co.id

Purposive sampling merupakan salah satu metode pengambilan sampel non-probabilitas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam dan spesifik dari suatu fenomena atau kelompok tertentu. Metode ini sangat cocok digunakan dalam penelitian kualitatif yang mengutamakan kualitas dan kedalaman data daripada representasi statistik.

Dalam buku “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi” edisi revisi tahun 2019, Prof. Dr. Sugiyono menjelaskan secara mendalam tentang konsep, jenis, dan prosedur purposive sampling. Berikut adalah penjelasannya secara lengkap.

Pendahuluan

Dalam penelitian ilmiah, pengambilan sampel merupakan tahap penting untuk memperoleh data yang representatif dan akurat. Purposive sampling menjadi pilihan yang tepat ketika peneliti membutuhkan informasi yang kaya, mendalam, dan spesifik dari suatu kelompok atau individu tertentu.

Metode ini tidak menekankan pada representasi populasi secara keseluruhan, melainkan pada tujuan penelitian tertentu. Dengan kata lain, purposive sampling mengutamakan kualitas data dibandingkan dengan kuantitas sampel.

Peneliti yang menggunakan purposive sampling biasanya memiliki tujuan penelitian yang jelas dan spesifik. Mereka memilih sampel yang dianggap paling sesuai untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Terdapat berbagai jenis purposive sampling yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Pemilihan jenis purposive sampling yang tepat sangat bergantung pada tujuan penelitian dan karakteristik populasi yang diteliti.

Keunggulan purposive sampling terletak pada kemampuannya untuk memberikan informasi yang mendalam dan relevan dengan tujuan penelitian. Namun, metode ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan.

Secara keseluruhan, purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif. Metode ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi yang kaya dan spesifik yang tidak dapat diperoleh melalui metode pengambilan sampel lainnya.

Jenis-Jenis Purposive Sampling

Sugiyono (2019) mengklasifikasikan purposive sampling menjadi beberapa jenis, di antaranya:

1. Purposive Sampling Sederhana

Jenis purposive sampling yang paling dasar. Peneliti memilih sampel berdasarkan pertimbangan dan pengetahuan peneliti terhadap subjek penelitian.

2. Purposive Sampling Tipe Bola Salju

Peneliti memperoleh sampel awal melalui purposive sampling sederhana, kemudian meminta sampel awal untuk merekomendasikan responden lain yang sesuai dengan kriteria penelitian.

3. Purposive Sampling Tipe Kuota

Peneliti memilih sampel berdasarkan karakteristik tertentu (kuota) yang mewakili populasi yang diteliti.

4. Purposive Sampling Tipe Kriteria Tertentu

Peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian.

5. Purposive Sampling Tipe Variasi Maksimum

Peneliti memilih sampel yang mewakili variasi atau keragaman karakteristik tertentu dalam populasi.

Kelebihan Purposive Sampling

Purposive sampling memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

1. Mendapatkan Informasi yang Mendalam

Purposive sampling memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi yang mendalam dan spesifik dari sampel yang dipilih dengan cermat.

2. Fleksibel dan Adaptif

Metode ini fleksibel dan adaptif, memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan sampel sesuai dengan kebutuhan penelitian dan informasi yang diperoleh.

3. Hemat Waktu dan Biaya

Purposive sampling biasanya melibatkan jumlah sampel yang lebih kecil dibandingkan dengan metode pengambilan sampel lainnya, sehingga lebih hemat waktu dan biaya.

4. Cocok untuk Penelitian Kualitatif

Purposive sampling sangat cocok untuk penelitian kualitatif yang mengutamakan kualitas dan kedalaman data daripada representasi statistik.

5. Memfasilitasi Pengumpulan Data

Dengan memilih sampel yang tepat, purposive sampling dapat memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang kaya dan relevan.

6. Memastikan Representasi yang Tepat

Purposive sampling memungkinkan peneliti untuk memilih sampel yang mewakili karakteristik atau perspektif tertentu yang ingin dipelajari.

7. Meminimalisir Bias

Meskipun bukan metode pengambilan sampel yang representatif, purposive sampling dapat meminimalisir bias dengan memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Kekurangan Purposive Sampling

Selain kelebihan, purposive sampling juga memiliki beberapa kekurangan, seperti:

1. Tidak Representatif

Purposive sampling tidak dapat mewakili populasi secara keseluruhan, karena sampel dipilih berdasarkan tujuan penelitian tertentu.

2. Potensi Bias

Peneliti dapat mengalami bias dalam pemilihan sampel, terutama jika kriteria pemilihan tidak jelas atau subjektif.

3. Sulit Menggeneralisasi Hasil

Hasil penelitian yang menggunakan purposive sampling sulit digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas.

4. Bergantung pada Pengetahuan Peneliti

Pemilihan sampel dalam purposive sampling sangat bergantung pada pengetahuan dan pertimbangan peneliti.

5. Membutuhkan Waktu untuk Identifikasi Sampel

Mengidentifikasi dan merekrut sampel yang memenuhi kriteria penelitian tertentu dapat memakan waktu.

6. Sulit Menemukan Sampel yang Cocok

Dalam beberapa kasus, mungkin sulit menemukan sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian tertentu.

7. Membutuhkan Pertimbangan Etis

Penggunaan purposive sampling harus mempertimbangkan aspek etika, terutama dalam melindungi privasi dan kerahasiaan responden.

Langkah-Langkah Purposive Sampling

Secara umum, langkah-langkah dalam purposive sampling meliputi:

1. Menentukan Tujuan Penelitian

Tentukan tujuan penelitian dan informasi spesifik yang ingin diperoleh.

2. Mengidentifikasi Karakteristik Sampel

Identifikasi karakteristik atau kriteria yang harus dimiliki oleh sampel.

3. Mencari Potensi Responden

Cari dan identifikasi potensi responden yang memenuhi kriteria penelitian.

4. Memilih Sampel

Pilih sampel yang dianggap paling sesuai untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.

5. Menentukan Jumlah Sampel

Tentukan jumlah sampel yang dibutuhkan berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian dan ketersediaan responden.

6. Merekrut Sampel

Rekrut sampel yang telah dipilih dan dapatkan persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian.

7. Melakukan Pengumpulan Data

Lakukan pengumpulan data dari sampel yang telah dipilih.

Contoh Purposive Sampling

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan purposive sampling:

1. Penelitian tentang Persepsi Remaja terhadap Media Sosial

Peneliti memilih sampel remaja dari berbagai latar belakang dan minat untuk memperoleh informasi mendalam tentang persepsi mereka terhadap media sosial.

2. Penelitian tentang Dampak Pelatihan pada Kinerja Karyawan

Peneliti memilih sampel karyawan yang telah mengikuti pelatihan untuk mengevaluasi dampak pelatihan terhadap kinerja mereka.

3. Penelitian tentang Pengalaman Pasien dengan Layanan Kesehatan

Peneliti memilih sampel pasien dengan kondisi kesehatan tertentu untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengalaman mereka dengan layanan kesehatan.

Tabel Purposive Sampling Menurut Sugiyono 2019

Tabel Purposive Sampling Menurut Sugiyono 2019
Jenis Deskripsi
Purposive Sampling Sederhana Peneliti memilih sampel berdasarkan pertimbangan dan pengetahuan peneliti terhadap subjek penelitian.
Purposive Sampling Tipe Bola Salju Peneliti memperoleh sampel awal melalui purposive sampling sederhana, kemudian meminta sampel awal untuk merekomendasikan responden lain yang sesuai dengan kriteria penelitian.
Purposive Sampling Tipe Kuota Peneliti memilih sampel berdasarkan karakteristik tertentu (kuota) yang mewakili populasi yang diteliti.
Purposive Sampling Tipe Kriteria Tertentu Peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian.
Purposive Sampling Tipe Variasi Maksimum Peneliti memilih sampel yang mewakili variasi atau keragaman karakteristik tertentu dalam populasi.

FAQ Purposive Sampling

1. Apa itu Purposive Sampling?

Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel non-probabilitas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam dan spesifik dari suatu fenomena atau kelompok tertentu.

2. Apa Jenis-Jenis Purposive Sampling?

Jenis-jenis purposive sampling antara lain: sederhana, bola salju, kuota, kriteria tertentu, dan variasi